Wanita merupakan pribadi yang unik mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai tingkat perkembangannya. Wanita dewasa misalnya, dari pola pikir ataupun kebutuhan berbeda dengan saat ia anak-anak ataupun remaja. Termasuk didalamnya kebutuhan untuk melanjutkan keturunan. Prosesnya melalui pernikahan. Wanita dewasa yang sudah menikah pada umumnya mendambakan kehamilan. Ada sebuah pernyataan yang sering kita dengar bahwa wanita dianggap sempurna apabila mampu melahirkan anak dengan kata lain mampu melanjutkan keturunan.
Kehamilan dan persalinan merupakan suatu pengalaman yang istimewa bagi seorang wanita. Tetapi tidak hanya terhadap wanita, kehamilan juga membawa suatu arti yang bermakna baik bagi keluarga dan komunitasnya. Didalam kehamilan juga terjadi perubahan terhadap beberapa hal seperti dari segi psikologis, fisik, serta dapat pula ditinjau dari segi social budaya.
Ditinjau dari segi psikologis misalnya pada wanita hamil terjadi perubahan psikis dan emosi, hal ini berkaitan dengan usia atau kedewasaan serta pola pikir seseorang. Misalnya, pada wanita yang baru pertama kali mengalami kehamilan umumnya mempunyai perasaan senang, cemas, takut, ragu-ragu, dalam kesiapannya untuk menjadi seorang ibu. Dan hal ini mempengaruhi perubahan emosi serta perilaku yang cenderung menjadi lebih peka atau sensitive terhadap diri dan kehamilannya. Di dalam kehamilan selain psikis juga terjadi perubahan fisik. Tidak hanya fisik secara fisioligis juga terjadi pada perubahan pada system kerja organ wanita hamil tersebut. Dapat dilihat dari perubahan bentuk badan, pertambahan berat badan ,dsb. Dari perubahan bentuk badan bisa juga mempengaruhi psikisnya misalnya, bagi wanita yang baru pertama kali hamil mempunyai perasaan khawatir bila pada awalnya mempunyai bentuk tubuh ideal atau langsing tiba-tiba menjadi gemuk. Sehingga dapat berpengaruh terhadap penampilannya. Hal ini pun tidak menutup kemungkinan bagi wanita yang sudah pernah melahirkan. Selanjutnya ditinjau dari segi sosial budaya. Semboyan kita Bhineka tunggal Ika telah memberikan gambaran bahwa Negara Indonesia terdiri dari berbagi pulau yang berarti mempunyai beraneka ragam budaya. Lingkungan tempat tinggal serta adat atau budaya yang ada dapat berpengaruh terhadap kehamilan. Misalnya di lingkungan tempat tinggal atau sosial apakah kehamilan ini diterima atau tidak baik dari keluarga maupun masyarakat. Hal ini bisa pula berdampak pada psikis wanita hamil tersebut. Dari segi budaya atau adat misalnya ada nasehat atau larangan-larangan tertentu yang harus dituruti, dan umumnya sebagian besar wanita hamil ini menurutinya. Saran dari orangtua mereka maupun orang yang dituakan serta adanya pengalaman membuat mereka percaya dan menjalankan perintah-perintah tersebut. Ini semua dilakukan dengan harapan kehamilannya dapat selamat sehingga dianggap berhasil dalam pencapaian peran menjadi orang tua dalam hai ini menjadi seorang ibu.
Kehamilan dan peran sebagai orangtua dapat dianggap sebagai masa transisi, termasuk didalamnya pencapaian peran ibu. Pencapaian peran ibu diperoleh melalui proses belajar yang dicapai melalui suatu rangkaian aktifitas. Dalam tulisan ini akan dikemukakan dua teori yaitu teori Reva Rubin dan teori Ramona T Mercer yang didalamnya terdapat penjelasan tentang pencapaian peran seorang ibu.
TEORI REVA RUBIN
Teori ini menjelaskan mengenai pencapaian peran ibu (attainment of maternal role). Rubin menjelaskan teorinya mengenai peran dan penampilan peran. Ia membedakan antara konsep dari posisi dan konsep dari peran.
v Konsep peran : dilukiskan sebagai aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut yang menentukan bahwa dia mempunyai posisi tertentu. Seseorang mempunyai posisi berbeda dalam tahapan hidupnya yang berbeda. Suatu peran diperoleh melalui proses belajar yang dicapai melalui suatu rangkaian aktivitas. Termasuk didalamnya peran ibu. Peran ibu dalam keluarga sangat penting. Seorang ibu yang baik akan berusaha semaksimal mungkin untuk kesejahteraan keluarga. Terlebih perannya dalam menentukan masa depan anak-anaknya. Dan ini dimulai dari perhatiannya pada saat kehamilan. Karena itulah sangat pantas bila seorang ibu digambarkan seperti lirik dalam sebuah lagu.
· Meyakinkan adanya keamanan bagi diri dan bayinya selama kehamilan dan persalinan. Seorang wanita hamil pada umumnya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kehamilannya. Seperti memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil, mengurangi aktifitas yang terlalu berat, mengendalikan emosi serta berusaha untuk tidak terlalu banyak pikiran yang bisa menjadi pemicu timbulnya stress. Dalam hal ini bidan berperan penting terhadap kesejahteraan kehamilan. Kesadaran wanita hamil akan pentingnya pemeriksaan kehamilan baik ke bidan ataupun tenaga kesehatan lainnya, akan membantu memberikan rasa aman terhadap wanita hamil. Selain itu, dengan adanya dukungan , perlindungan, serta perhatian keluarga akan berdampak baik terhadap psikisnya karena akan memberikan rasa aman bagi dirinya selama kehamilan dan pada saat persalinan.
· Meyakinkan adanya penerimaan social bagi dirinya dan bayinya.
Pada keadaan ini situasi lingkungan tempat tinggal berpengaruh terhadap penerimaan kehamilan. Apakah itu dalam lingkup keluarga, maupun masyarakat. Bagaimana kehamilan itu bisa terjadi, apakah direncanakan atau tidak, selain itu pandangan masyarakat ataupun penilaian masyarakat terhadap kehamilan juga berpengaruh kepada penerimaan social baik bagi dirinya maupun bayinya. Lingkungan yang mendukung akan membantu membangun keyakinan terhadap kehamilan , terlebih terhadap orang-orang yang berarti bagi wanita hamil tersebut.
Rubin mengidentifikasikan 3 aspek dari identitas peran ibu, yaitu :
1. Image ideal, terdiri dari semua ide yang dimiliki wanita itu mengenai sikap dan aktivitas para wanita yaitu seorang ibu. Penilaian terhadap image ideal adalah relatif. Tergantung siapa yang menilai, pandangan, serta pola pikir setiap individu. Namun pada umumnya penilaian terhadap image yang ideal itu dari semua lapisan masyarakat adalah hamper sama. Sebagai perumpamaan dapat diberikan contoh seperti ada seorang ibu yang setiap pagi menyiapkan sarapan, mengantar anak ke sekolah, memasak makan siang dan malam, menjadi pedamping yang baik untuk suami,dll. Dari gambaran ini mungkin dari pandangan orang lain dia merupakan ibu yang ideal, tapi belum tentu terdapat penilaian yang sama dari anak-anaknya, suami maupun keluarganya yang lain.
2. Image diri, terdiri dari sikap wanita itu melihat dirinya yang dimiliki dari pengalamannya. Sebagai ibu yang mempunyai image diri yang baik dan bisa diterima oleh keluarga dan masyarakat mereka sebaiknya mempunyai pengetahuan yang luas, pengalaman yang banyak terutama dalam hal rumahtangga. Ini bisa dipelajari sejak remaja sebagai calon ibu bisa melalui media pendidikan, media cetak, elektronik serta sarana lainnya atau melalui pergaulan dengan masyarakat yang dianggap lebih berpengalaman dalam membina rumahtangga.
3. Body image, berhubungan dengan perubahan tubuh selama kehamilan dan perubahan nyata dari arti proses kehamilan itu. Pada penilaian body image ini tergantung dari penilaian individu tersebut bisa berarti positif maupun negative. Positif dalam arti tidak mempunyai kekhawatiran (percaya diri) sehingga dapat memudahkan dalam mengendalikan diri dalam masa kehamilan dan pasca persalinan. Sedangkan penilaian negative dapat dipicu dari sikap kurangnya kesiapan fisik ataupun mental serta rasa kurang percaya diri dalam penerimaan proses kehamilan yang berdampak terhadap penurunan kualitas dari kehamilan itu sendiri.
TEORI RAMONA T MERCER
1. Stress antepartum
Dijelaskan sebagai komplikasi dari kehamilan atau kondisi beresiko dan pandangan negative tentang peristiwa kehidupan. Dalam kehidupan kita tak dapat mencegah sesuatu peristiwa buruk terjadi (misalnya: kematian , kehilangan sesuatu, masalah keluarga dll), dan kita juga tak dapat merubah emosional kita begitu saja. Ibu harus berupaya untuk mengatasi stress ini demi keselamatan diri dan bayinya. Misalnya mencari tahu apa penyebabnya, melakukan komunikasi bisa dengan suami, keluarga, teman, ataupun konsultasi dengan tenaga kesehatan.
2. Dukungan social
Mercer menganggap bahwa pengaruh negative dari pengalaman hidupyangnegatif dan resiko kehamilan dapat diperbaiki oleh kepribadian individu serta dukungan social. Dukungan social dapat datang dari orang-orang terdekat atau keluarga, juga dukungan dari masyarakat
3. Self esteem
“Self esteem” atau Percaya diri adalah konsep individu tentang dirinya sendiri yang meliputi bagaimana perasaannya tentang diri dan tubuhnya, serta seberapa jauh kepuasan yang didapatkannya dari tubuh yang dimilikinya. Self esteem ini akan berpengaruh besar terhadap apapun yang dilakukan oleh individu.
4. Perasaan menguasai
Misalnya perasaan khawatir terhadap kehamilan menguasai dirinya sebagai contoh seorang wanita hamil jadi malas beraktivitas karena takut keamilannya terganggu.
5. Kecemasan
Cemas terhadap kehamilan, apakah bayi yang akan dilahirkan sehat dan tidak ada kelainan, mampu atau tidak ia menjalankan perannya sebagi ibu yang baik. Kecemasan juga melanda pada saat persalinan karena itu dukungan social sangat dibutuhkan.
6. Depresi
Depresi pada ibu yang sedang mengandung disebabkan banyak hal. Pertama, adanya perubahan hormon yang menpengaruhi mood ibu secara keseluruhan sehingga si ibu sering merasa kesal, jenuh, atau sedih. Penyebab lainnya adalah, keadaan fisik yang berubah saat hamil. Menjelang usia kehamilan tertentu, ibu mengalami sulit tidur. Ini tentu menyebabkan si ibu keesokan harinya akan merasa amat letih, ada lingkaran hitan di mata, dan kulit muka menjadi kusam. Adanya masalah-masalah pada kandungan seperti kandungan lemah, sering muntah pada awal kandungan, adan masalah-masalah lain juga bisa menyebabkan depresi dan berpengaruh terhadap kondisi psikisnya dimana ibu akan terus-menerus mengkhawatirkan keadaan anak dan ini akan membuat dia merasa tertekan.
Pencapaian Peran Ibu
Salah satu penekanan dari teori Mercer adalah pencapaian peran ibu. Menjadi seorang ibu berarti mengambil suatu identitas baru. Pencapaian peran ibu adalah suatu proses interaksi dan perkembangan yang terjadi dalam suatu kurun waktu. Mercer sama halnya dengan Rubin mengambil pendekatan saling mempengaruhi (interactionis) dalam memahami proses dimana seseorang mengambil suatu peran baru. Terjalinnya ikatan kasih antara ibu dan bayi membutuhkan kompetensi dalam mengemban tugas pengasuhan yang terlibat dalam peran tersebut. Penampilan peran dari seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya dan pandangan dari mereka sendiri. Mercer menggambarkan dasar teori dari penelitian pencapaian peran yang mengidentifikasi 4 tahap pencapaian peran, yaitu :
1. Fase pendahuluan, yaitu masa sebelum memangku jabatan bila seseorang memulai penyesuaian social dan psikologi terhadap peran, dengan mempelajari harapan dari peran tersebut. Sehingga dalam pelaksanaannya menjadi peranan yang sesuai.
2. Fase formal dan informal, fase formal adalah mulai dengan masa jabatan yang sesungguhnya dimana perilaku peran terutama diarahkan oleh harapan formal, konsensus dari diri oranglain dalam social system individu tersebut. Fase informal mulai ketika individu tersebutmengembangkan caranya sendiri dalam memainkan peran itu yang tidak termasuk kedadalam system sosialnya.
3. Fase personal, fase dalam pencapaian peran. Seseorang menentukan gayanya sendiri dalam penampilan perannya dan orang lain umumnya menerima pernyataan itu.
Dalam penelitiannya Mercer menemukan variable-variabel yang berpengaruh terhadap pencapaian peran :
Ø Variabel dari ibu
Usia ibu waktu pertama kali melahirkan.
Usia dapat menggambarkan tingkat kedewasaan serta perubahan pola pikir seseorang. Seorang ibu dengan usia dewasa mempunyai tingkah laku berbeda dengan seorang ibu dengan usia belum dewasa. Dapat dilihat dari kesiapan segi fisik maupaun mental, seorang ibu dengan usia dewasa lebih baik dibandingkan dengan yang belum dewasa misalnya usia remaja dimana masih memiliki emosi yang labil sehingga cenderung sulit untuk mengambil keputusan secara bijaksana. Karena orang dewasa lebih bisa mengontrol emosi serta perasaannya sehingga ia menjadi lebih siap dalam melaksanakan tanggungjawab, mengambil keputusan, dalam rangka melakoni perannya sebagai ibu.
Persepsi tentang pengalaman melahirkan.
Bagaimana individu tersebut menilai suatu kehamilan ataupun persalinan. Bisa saja seorang wanita tidak menginginkan kehamilan karena takut sakit bila persalinan tiba, cemas akan mengganggu aktifitas, merusak penampilan, atau bisa saja karena ia tidak ingin direpotkan karena mempunyai seorang bayi atau anak. Hal ini bisa dipicu dari cerita masyarakat yang pernah mengalami proses ini. Lain halnya dengan wanita yang memang mendambakan kehamilan walaupun ada sedikit rasa cemas namun masih bisa diatasi misalnya karena ada dukungan keluarga ataupun konsultasi dengan tenaga kesehatan.
Perpisahan dini dari ibu-bayi.
Perpisahan dapat akibat dari kematian ataupun keadaan yang memang mendesak sang ibu harus berpisah dengan bayinya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap psikis ibu dan bisa jadi pemicu timbulnya stress bahkan depresi.
Stress sosial.
Stress social juga mempengaruhi pencapaian peran ibu. Misalnya kehamilan yang terjadi di luar nikah akibat kekerasan seksual dapat menimbulkan gangguan psikis. Seperti wanita ini mungkin tidak menginginkan kehamilannya dan berupaya untuk menggagalkan kehamilannya dengan cara apapun. Dan ini merupakan hal yang sangat tidak menyenangkan dan perlu waktu serta bantuan dari pihak lain seperti psikiater agar si wanita hamil tersebut dapat menerima kehamilannya.
Dukungan social.
Dukungan social yang baik dari orang-orang terdekat atau keluarga serta peran serta masyarakat dilingkungan sekitar dapat membantu pencapaian peran ibu.
Konsep diri.
Penilaian atau konsep mengenai si calon ibu tersebut, misalnya konsep tentang bahwa saya bisa menjadi ibu yang baik. Maka setidaknya calon ibu bisa termotivasi untuk menjaga kehamilannya sampai bayi itu lahir.
Pembawaan pribadi
Pembawaan pribadi berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu. Pembawaan pribadi yang sabar, mampu mengendalikan emosi, dan bijak saat mengambil keputusan akan membawa efek baik bagi calon ibu.
Cara mendidik anak.
Pencapaian peran ibu juga dipengaruhi oleh cara mendidik anak. Hal ini seharusnya sudah dipikirkan atau direncanakan bagaimana calon ibu akan mendidik anaknya kelak. Keberhasilan seorang anak ditentukan bgaimana seorang ibu mendidik anak-anak mereka.
Status kesehatan ibu.
Yaitu persepsi ibu dari kesehatan mereka sebelumnya, kesehatan sekarang, harapan sehat, kerentanan terhadap penyakit, keprihatinan terhadap kesehatan, dll.
Ø Variabel dari bayi :
1. Temperamen, keadaan emosional bayi yang belum terkendali misalnya peluapannya dapat dilihat dari tangisan. Dan seorang ibu harus bisa memahami apa yang sedang dibutuhkan sibayi misalnya bayi rewel karena haus atau lapar.
2. Kesehatan bayi, peran ibu sangat penting terhadap kesehatan bayi. Misalnya dengan memberikan nutrisi yang tepat,apabila kesehatannya sudah sangat terganggu dan tidak bisa ditangani sendiri oleh ibu maka ibu segera meminta bantuan kepada tenaga kesehatan.
Ø Variabel lain/campuran :
1. Latar belakang suku atau etnik.
2. Status perkawinan.
3. Status social ekonomi.
No comments:
Post a Comment